udah lama ga nulis cerpen rasanya kaku banget -___- tapi karna dapet suport dari si pina, jadi semangat lagi.cerpen ini aku persembahkan untuk orang2 di masa lalu. dewanti, amelia, humaedah, ristu, anisa, untuk kalian semua sahabatku di mtsn model sorong :* #alaykumat
oke selamat membaca. awas typo! xD
SENJA TERAKHIR
***Aku menyesap capuccinoku yang mulai mendingin. kepalaku masih berat sisa tangis semalam. pandanganku kembali ku arahkan pada layar laptopku,menelusuri profil facebook sahabatku. melihat status yang terakhir kali di update olehnya..
"tak ada yang mencintaimu seperti aku, ara"
Aku menarik nafas panjang, sejauh ini aku pikir aku yang paling tau segalanya tentang Alsa. setahuku alsa bukantipe orang yang suka memendam segalanya sendirian. alsa yang ceria, alsa yang selalu jujur dimataku ternyata memiliki sebuah rahasia yang tak pernah ku tau, siapa ara? mengapa alsa tak pernah menceritakannya padaku?
Pikiranku kembali melayang mengingat pertemuan kami hari itu. saat aku mengajaknya melihat sunset di salah satu spot terbaik di kota kami.
"wiraaa.. belasan tahun aku tinggal disini dan aku tak pernah tau ada tempat seindah ini? aku bener2 harus berterimakasih sama kamu" seperti biasa alsa selalu antusias saat mengunjungi tempat baru.
"secangkir capuccino di tempat kita biasa nongkrong sepertinya cukup" jawabku ringan sambil memamerkan senyum yang selalu berhasil membuat banyak gadis tergila2 padaku.
alsa memutar bola matanya dan menghampiriku "oke, kapan2 aku yang traktir bos!" ia tersenyum dan kembali mengarahkan pandangannya pada cahaya keemasan yang perlahan2 mulai tenggelam.
"alsa.."
"ya?"
"bulan depan aku bakal tunangan sama rana"
sejenak alsa terdiam dan menatapku tak percaya sebelum akhirnya kembali tersenyum"
"bagus dong, kalian pasangan serasi"
"kamu setuju sa?"
"apapun demi kebahagiaan kamu wira"
refleks aku menariknya mendekat dan memeluknya erat2.
"semoga kamu segera menemukan seseorang yang terbaik untukmu"
"semoga.."
***
Gave u all i had and u tossed it in the trash~
Aku melirik smartphoneku, Rana.
sudah puluhan panggilan dan pesan singkat darinya yang ku abaikan sejak kemarin sore. bukan beraksud membuatnya khawatir, hanya saja saat ini aku tak ingin berbicara dengan siapapun.
Aku kembali membaca status alsa,
"aku terlalu lelah untuk terus berharap, juga tidak cukup kuat untuk melupakannya"
ah..alsa. sepertinya kau benar2 tlah jatuh cinta. mengapa kau simpan sendiri?
Aku kebali menyusuri timeline alsa, encoba encari titik terang atas segalanya. sampai aku menemukan sebuah catatan dan mulai membacanya bait demi bait dengan air mata kembali menggenang.
"aku tau jelas tentang perasaanku padanya.aku tlah jatuh cinta padanya sejak kami masuk SMA. aku tak tau mengapa aku jatuh cinta padanya? BUM!! semua terjadi begitu saja, sngat cepat. selama ini hubungan kai sangat manis, tapi bukan sikap manisnya yg nenbuatku sadar. aku sadar kalau aku mencintainya karna aku selalu memilihnya dari beberapa pilihan yang aku punya. aku mau hanya dia yang menjadi superheroku, bukan orang lain. segalanya terasa rumit, tapi mungkin memendamnya sendiri jauh lebih baik. aku bisa dekat dengannya tanpa rasa canggung dan tak nyaman. siapa yang tak ingin seperti itu? bertahun tahun aku terjebak dalam friendzone seperti ini, terlalu takut mencari ending dari segala perasaan yg kumiliki. aku menikmati segalanya, perasaan hangat saat berada di dekatnya, rasa nyaman ketika berkeluh kesah padanya, serta rasa bahagia yang membuncah ketika bercanda bersamanya, meski terkadang seakan ada seseorang yang meremas jantungku ketika dia dengan pancaran mata penuh cinta bercerita tentang kekasihnya. haha luu sekali rasanya, akhrnya setelah bertahun2 aku berhasil menulis sedikit tentangnya.. terlepas dari segla perasaanku yang rumit ini, aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu. sahabatku, ara.."
Aku terkejut membaca kalimat terakhir dari catatan alsa. sahabat? mungkinkah?
entah apa yg mendorongku untuk segera mengambil pigura berisi fotoku dan alsa yang di berikannya sebagai kado ulang tahunku dua bulan lalu. dan benar saja. setelah berhasil mengeluarkan kertas foto tsb, ada sesuatu yg tertulis disana..
"Hari ini aku menantimu lagi, tapi km tak pernah menyadari kehadiranku. dari balik jendela hitam ini aku bersembunyi sekedar untuk memperhatikanmu. malam yang menjadi perisai, rembulanpun sepertinya tak sudi menatapku.hatiku terlalu tunduk terhadapmu, meski bibir enggan jujur. kau tau? di dunia ini tak ada yang mencintaimu sebesar aku, hanggara wiratama abiyaksa.."
Aku terduduk dilantai yang dingin,hujan mulai turun diluar. semua pertanyaanku terjawab sudah.
ara.. ara yang selama ini dicintai alsa tidak lain adalah hanggara wiratama abiyaksa. aku sendiri! aku terlalu bodoh! terlambat menyadari semuanya!
Kembali. semua kenangan tentang alsa berkelebat dala benakku. saat kami pertama kali bertemu, alsa yang selalu mendukungku, teringat bagaimana dia berteriak histeris saat mendengar aku di terima di universitas impianku, bagaimana dia selalu menguatkanku, dan menangis haru saat aku meneria gelar sebagai lulusan terbaik waktu itu.
alsa yang selalu tulus tak cukup untuk menyadarkanku bahwa selaa ini aku memiliki dia yang mencintaiku begitu besarnya walau hanya dalam diam.
bayang2 alsa kembali menyergapku, saat kemarin dia ditemukan terbujur kaku bersimbah darah di kamarnya, saat dia di masukan ke dalam ambulance, tangis pilu orang2 yang mencintainya di hari dia dimakamkan seolah terdengar jelas dikepalaku.
tiba-tiba segalanya terasa gelap.
~THE END~
huahahaha *ketawabutoijo*
tinggalkan komentar ^_^
0 komentar:
Posting Komentar